Ilustrasi Thales, (Kompasiana.com/Yasmin Patiawati)


Perkenalan Thales

Pada sekitaran 626/623 SM Thales dilahirkan dan menetap di sekitar Miletus yang sekarang wilayah turki. Lahir dari keluarga yang memiliki hubungan dengan keluarga kerajaan Phoenica. Orang tua Thales bernama Examyes dan Cleobuline. Tentang penikahannya Thales menikah dan memiliki seorang putra bernama Cybisthus. Dia merupakan pemikir filsafat pertama dan disebut bapak filsafat. Sebelum Thales, pemikiran yunani pada saat itu dikuasi pemikiran mitologis dalam menjelaskan sesuatu, baru saat Thales ada dia mencoba menjelaskan dunia dan gejala-gejala di dalamnya tanpa bersandar pada mitos melainkan rasio manusia. Ia juga dikenal sebagai salah seorang dari tujuh orang bijaksana, yang Aritoteles diberi gelar filsuf yang pertama. Selain sebagai filsuf dia ahli dalam bidang geometri, astronomi, dan politik. Bersama dengan muridnya Anaximandros dan Anaximenes. Thales digolongkan ke dalam Mazhab Miletos yang merupakan nama kotanya sendiri.

Thales tidak meninggalkan bukti-bukti pemikirannya mengenai filsafat. Pemikiran dan bukti hanya tertulis pada murid-muridnya salah satunya Aristoteles. Aristoteles mengatakan bahwa Thales adalah orang yang pertama memikirkan asal mula terjadinya dunia semesta. Maka dari itu dia disebut perintis filsafat dunia.

Pada saat itu kota Miletos adalah kota makmur dan banyak orang mengisi waktu luangnya dengan berdiskusi dan berpikir tentang segala sesuatu. Thales adalah seorang saudagar yang sering berlayar ke Mesir. Di Mesir, Thales mempelajari penegtahuan ukuran dan membawanya ke Yunani. Ia dikatakan bisa mengukur piramida dari bayangan piramida, selain itu dia juga dapat mengukur jauhnya kapal di laut dari pantai. Dia menjadi terkanal karena berhasil memprediksi terjadinya gerhana matahari pada tanggal 28 Mei tahun 585 SM, dia memprediksi dengan mempelajari catatan astronomis yang tersimpan di Babilonia sejak 747 SM. Di dalam dunia militer Tahles pernah dijadikan penasihat militer dan teknik dari Raja Krosus di Lydia. Selain itu, ia juga pernah dijadikan penasihat politik untuk dua belas kota Iona.

Pemikiran Thales

1.      Air Sebagai Prinsip Dasar Segala Sesuatu

Menurut Thales Air adalah prinsip dasar dari segala sesuatu. Air menjadi pokok, dan dasar dari segala sesuatu di alam semesta. Menurut Thales adalah bentuk kreatif yanng mampu tampil dalam segala bentuk, bersifat abadi dan tidak bisa dibinasakan.

Argumentasinya tersebut di perkuat dengan penjelasan bahwa bahan makanan semua makhluk hidup mengandung air dan semua makhluk hidup memerlukan air untuk hidup. Karena air sumber dari kehidupan, tanpa air makhluk hidup pasti akan mati. Selain itu juga air zat yang dapat berubah-ubah dari cair, padat, dan gas.

Dia juga berpikir bahwa bumi terapung di atas air. Bumi dipandang sebagai bahan yang satu kali keluar dari laut dan kemudian terapung-apung di atas.

2.      Pandangan Jiwa

Thales berpendapat bahwa segala sesuatu yang ada di jagat raya memiliki jiwa. Menurutnya jiwa tidak hanya ada di dalam makhluk hidup, tetapi benda mati juga. Teori ini disebut hylezoisme . Argumentasi ini diperkuat berdasarkan pada magnet yang dikatakan memiliki jiwa karena dapat menggerakan besi.

 

3.      Theorema Thales

Ada lima Theorema Thales

·        Lingkaran dibagi dua oleh garis yang melalui pusatnya yang disebut diameter.

·        Besarnya sudut-sudut alas segitiga sama kaku adalah sama besar.

·    Sudut-sudut vertical yang berbentuk dari dua garis sejajar yang dipotong oleh sebuah garis lurus menyilang, sama besarnya.

·    Apabila sepasang sisinya, sepasang sudut yang terletak pada sisi itu dan sepasang sust yang terletak di hadapan sisi itu sama besarnya, maka kedua segitiga itu dikatakan sama bangun.

·      Segitiga dengan alas diketahui dan sudut tertentu dapat digunakan untuk mengukur jarak kapal.

Pandangan Politik

            Berdasarkan catatam Herodotus, Thales pernah memberikan nasehat kepada orang-orang lonia yang terancam serangan dari kerajaan Persia pada pertengahan abad ke-6 SM. Thales menyarankan orang-orang lonia untuk membentuk pusta pemerintahan dan administrasi bersama di kota Teos yang memiliki posisi sentral di seluruh lonia. Di dalam di kota itu disebut distrik dari keseluruhan system pemerintahan lonia. Dengan begitu lonia menjadi polis bersatu dan tersentralisasi.

Herodotus mencatat bahwa Thales memprediksi gerhana matahari dari 585 SM, ini merupakan awal kemajuan pengetahuan Yunani. Aritoteles mengatakan bahwa Thales menggunakan keterampilannya mengenali pola cuaca untuk memprediksi bahwa tanaman zaitun musim depan akan berlimpah. Dia lalu membeli semua zaitun di kota maupun daerah, dan prediksinya menjadi kenyataan.

Pelato pernah bercerita dalam sebuah kisah Thales yang menatap langit, tidak menonton ia berjalan, dan begitu jatuh kesolokan. Ada seorang gadis pelayan yang membantu, kemudian berkata “Bagaiamana anda berharap untuk memahami apa yang terjadi di langit jika anda bahkan tidak melihat apa yang di kaki anda?” yang mengarikan janganlah kita berangan-angan terlalu jauh, jika kita tidak bisa melihat, mensyukuri, dan memanfaatkan semaksimal mungkin apa yang ada di dalam diri kita sendiri, maupun di lingkungan sekitar.

Quotes dari Thales

“Harapan adalah satu-satunya kebaikan yang umum bagi semua orang. Mereka yang tidak memiliki apa-apa masih punya harapan”

Menurutnya harapan sesuatu yang mahal yang gampang di dapatkan manusia. Harapan itu tidak akan mati, selagi manusia membuat harapan. Begitu sebaliknya selagi manusia mempunyai harapan manusia terus akan hidup. Terus berusaha menggapai harapan tersebut. Jadi kalian yang sekarang dimana merasa hampa, hanya perlu membuat harapan/mimpi.

“Waktu adalah yang paling bijaksana dari semua hal yang ada, karena itu menjadikan segalanya terang”

Waktu menurutnya adalah pemcahan solusi yang paling bijaksana dimana kamu merasa sudah hilang harapan akan masalah , kamu tinggal menunggu waktu menjawabnya. Karena waktu tidak akan berbohong dia yang paling bijaksana. Makanya jangan main-main dengan waktu sedetik kamu melewatkan hidupmu dengan sesuatu yang tidak beguna waktu tidak bisa diulangi.

“Kebutuhan adalah yang terkuat dari segala hal, karena ia mengatur segalanya”

Dia mengatakan bahwa kita adalah budak kebutuhan, yang artinya bahwa kita mengumpulkan uang untuk memenuhi kebutuhan kita, kita menempa ilmu memenuhi kebutuhan intelektual. Maka segala sesuatu yang dilakukan dalam kehidupan kita di dasari atas kebutuhan kita sebagai manusia.

“Ketika anda memberi nasihat kepada orang yang berbuat salah, bersikaplah lembut dan jangan membuatnya merasa ditelanjangi”

Dari sini Thales berkata untuk orang-orang yang sering menasehati agar ketika kamu menasehati seseorang harus pakai etika, dari tutur kata. Jangan sampai dia merasa direndahkan.