Re: dan Perempuan 

Judul Buku : Re: dan Perempuan

Nama Pengarang  : Maman Suherman

Penerbit : PT. Grafika Mardi Yuana

Format : Buku

Jumlah Halaman : 330 Halaman

Genre Buku : Novel

Rating : 4.42

Re: dan Perempuan buku yang sangat menarik, sudah lama gua pengen sekali membacanya, akan tetapi tuhan belum menghendakinya. Tapi tiba-tiba penulisnya datang ke Sumedang yaitu di Perpustakaan Sumedang, dan kebetulan juga gua ada disana.

Dia adalah Maman Suherman penulis dari buku Re: dan Perempuan. Kenapa gua sangat tertarik dengan buku ini, teman-teman gua selalu bercerita di tongkrongan menyoal buku ini, karena buku ini dibuat dari penelitian Kang Maman saat waktu kuliah untuk menyelesaikan skripsi di jurusan kriminologinya. Kata temen-temen tongkrongan gua bahwa buku yang ditulis Kang Maman adalah kisah nyata. Ketika dia masuk ke dalam lingkungan prostitusi.

Buku yang sangat puitis dan penuh dengan sastra, kata-kata yang mengalun dan membuat nyaman pembaca. Dan buku ini membuat gua tidak bisa lari untuk tidak membaca setiap halaman yang disuguhkan. Tragedi yang tertulis ini tergambar sangat nyata, membuat para pembaca seperti masuk dalam dunia yang di pertontonkan dengan tulisan itu. Setiap emosi yang dibangun dalam setiap puncak plot sangat menguras air mata dan tertegun.

Buku yang menceritaka Re: Seorang wanita malam, menjajahkan dirinya untuk laki-laki hidung belang dan perempuan-perempuan lesbi. Diceritakan dia lahir dari ibu yang tertindas, dan Re: adalah anak yang lahir dari hasil ibu yang diperkosa, begitu juga Re: yang perawannya hancur oleh guru lesnya sendiri, dan mempunyai seorang anak bernama Melur.

Masuk kedunia malam bukan keinginanya, dia terpaksa karena hutang budi pada orang yang membatunya. Ketika dia di usir oleh neneknya, dan pergi ke Jakarta sambil mengandung. Karena hutang budi tersebut dia tidak bisa keluar dari cengkraman orang yang membantunya yaitu germo yang bernama Mami Lani.

Setiap malamnya dia mengharuskan melayani wanita-wanita kadangkala laki-laki yang menyewanya, di raut mukanya tidak ada kebahagiaan ataupun kesenangan hanya ada penderitaan ketertindasan.

Beberapa kata-kata yang membuat gua sangat tersentuh ketika Re: meminta untuk mendoakan sinta ke pada Kang Maman, karena dia tidak bisa mendoakannya dan kata-kata yang keluar dari mulutnya "Ah, doa pelacur nista seperti gua mana di dengar".

Lalu ketika hari pertama Melur sekolah dan Dia tidak mau menemuai anaknya itu, dan menyuruh Kang Maman untuk nyamperin dia dan memeluknya untuknya ketika Kang Maman menolak yang mengharuskan Re yang memeluknya dia berkata "Gua Pelacur, Jangan sampai ditubuhnya melekat keringat pelacur. Peluk dia untuku".

Buku ini memang sangat menguras air mata setiap plot akan ada tragedi yang disuguhkan, dan pembaca akan merasakan bagaimana kehidupan malam yang di suguhkan oleh Kang Maman. Tangisan, penyesalan, dan kehidupan keras yang dirasakan Re: akan tergambar oleh pembaca, kematian-kematian yang berserakan, penindasan-penindasan akan kekerasan disuguhkan begitu menarik oleh Kan Maman.